Bijak Mengonsumsi Obat

Salah satu prinsip bijak berkaitan dengan obat-obatan adalah jangan sembarangan memberikan obat pada anak. Apalagi untuk bayi. Pasalnya, organ-organ tubuhnya masih dalam fase pertumbuhan yang secara fisiologik berbeda dengan anak yang lebih besar. Nah, agar tak salah kaprah saat memberikan obat pada si kecil, yuk kita simak hal-hal berikut ini:

Jadwal minum obat
Bacalah jadwal minum obat (yang biasanya tertulis pada kemasan obat) dengan saksama; apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan. Soalnya, ini berkaitan dengan efektivitas dan pengaruhnya terhadap saluran cerna. Ada obat yang diserapnya sangat baik saat perut kosong. Sementara, obat lain diberikan sesudah makan untuk mengurangi rangsangan pada lambung. Misalnya obat antibiotik amoksilin, bila diminum setelah makan akan mengurangi rangsangan pada lambung. Lainnya

Dosis Obat Mesti Tepat

Setiap obat memiliki aturan pakai atau dosis tersendiri. Jangan mereka-reka dosis jika tak ingin anak sakit berlarut-larut atau bahkan mendapat efek sampingnya.

Dosis diukur dari miligram per kilogram berat badan pasien. Dosis obat yang diberikan memiliki rentang minimal dan maksimalnya. Misal, INH (isoniazid) yang merupakan obat untuk penyakit Tuberkulosis (TBC) diberikan kepada anak-anak dengan dosis antara 5 sampai 10 miligram per kilogram berat badan. Jadi kalau BB anak 10 kg, dosisnya berkisar antara 50 miligram sampai 100 miligram. Boleh juga mengambil dosis tengahnya, 75 miligram.

Pada praktiknya, menentukan dosis tidak melulu terpatok dengan cara ukur seperti itu. Dokter akan mempertimbangkan hal lain seperti usia, kondisi pasien, riwayat kesehatan pasien berserta keluarga, adanya obat penyerta, dan sebagainya.

Lantaran itu, keterangan lengkap dan jujur mengenai riwayat kesehatan dan kondisi anak, sangatlah diperlukan. Contoh, jika orang tua memiliki bakat alergi, kemungkinan anaknya akan menderita hal yang sama. Jika tidak diinformasikan, dokter bisa saja memberikan obat yang ternyata bersifat kontra dengan alerginya. Akibatnya tentu bisa fatal. Lainnya

Pengobatan Mandiri (SWAMEDIKASI)

Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotek atau toko obat atas kemauan sendiri tanpa nasehat dokter Keuntungan swamedikasi adalah tersedia obat yang dapat digunakan di rumah kita dan akan menghemat waktu yang diperlukan untuk pergi ke dokter yang jauh dari tempat tinggal. Kerugiannya bila keluhan yang dialami dinilai salah dan bila penggunaan obat kurang tepat, terlalu lama, atau dalam dosis yang terlalu besar.

Kapan dan dengan Apa Obat Harus Diminum?

1. Sebelum atau sesudah makan?

Obat diminum sebelum makan, karena adanya makanan di dalam lambung akan menghambat pelarutan dan penyerapan obat. Obat diminum sesudah makan atau pada saat makan, karena obat harus melarut dalam lemak agar dapat diserap dengan baik. Jika obat ini diminum pada saat perut kosong, dapat menimbulkan mual dan muntah serta akan mmengiritasi lambung. Lainnya

Waspadai Flu di Musim Hujan

Pada musim hujan suhu udara yang rendah, banyak angin, membuat sistem kekebalan tubuh tidak optimal. Akibatnya virus influenza mudah menyerang. Apalagi jika pada saat itu kita sedang dalam kondisi sangat sibuk, kurang istirahat, dan makanan tidak cukup baik akan memudahkan tertular flu dan masuk angin.

Penyakit flu disebabkan oleh virus, oleh karena itu penanganan yang tidak tepat, selain tidak memberikan hasil optimal, juga akan meningkatkan biaya pengobatan. Sebagai contoh adalah seringnya penggunaan antibiotik untuk mengatasi penyakit ini oleh masyarakat. Penggunaan antibiotik tidak tepat karena antibiotik diindikasikan untuk insfeksi karena kuman. Disamping itu, penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan dampak negatif lain berupa timbulnya resistensi terhadap kuman-kuman tertentu. Apabila diperlukan antibiotik, harus didasarkan diagnosa dokter sesuai infeksi yang menyertainya.

Jenis Obat Flu

Obat flu pada umumnya adalah obat tanpa resep dokter yang dapat diperoleh di apotek-apotek dan toko obat berizin. Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif, seperti kombinasi-kombinasi dari :

Analgesik/antipiretik + nasal dekongestan

Analgesik/antipretik + nasal dekongestan + antihistamin

Analgesik/antipiretik + nasal dekongestan + antihistamin + antitusif/ekspektoran

Berikut adalah zat aktif yang umumnya terdapat sebagai komponen obat flu :

1.   Analgesik dan antipiretik

Secara umum obat golongan ini mempunyai cara kerja obat yang dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. Zat aktif yang memiliki khasiat analgesik sekaligus antipiretik yang lazim digunakan dalam obat flu adalah : parasetamol. Lainnya

Tips Penyimpanan Obat yang Benar

  • Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
  • Simpan obat dalam kemasan aslinya dan dalam wadah tertutup rapat, jangan mengganti kemasan botol ke botol lainnya.
  • Jangan pernah mencampur obat dalam bentuk sediaan tablet dan kapsul dalam satu wadah.
  • Simpan obat di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung.
  • Jangan menyimpan kapsul atau tablet di tempat panas dan atau lembab karena dapat menyebabkan obat tersebut rusak.
  • Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat.
  • Hindarkan obat dalam bentuk cair menjadi beku.
  • Jangan tinggalkan obat anda di dalam mobil dalam jangka waktu lama, karena perubahan suhu dapat merusak obat anda.
  • Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.

Sertifikasi dan Saintifikasi Jamu sebagai Obat Resep

Industri jamu memasuki babak baru dalam perjalanannya, seiring keputusan pemerintah mengembangkan uji ilmiah jamu berbasis pelayanan kesehatan. Tujuannya untuk memberikan landasan ilmiah penggunaan jamu secara empiris sehingga baik masyarakat maupun dokter menjadi yakin untuk memanfaatkan jamu sebagai pengobatan resmi.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Charles Saerang meyakinkan, saintifikasi produk jamu ini bukan untuk menggeser pasar obat farmasi, melainkan membuka peluang pasar baru industri pengobatan nasional. Tahun lalu, berdasarkan data GP Jamu, nilai penjualan industri farmasi senilai Rp 34 triliun dan industri jamu Rp 8,2 triliun.

Bahkan, kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, saintifikasi berguna untuk menempatkan industri jamu sebagai tuan rumah di negeri sendiri. “Dalam waktu dekat akan keluar permenkes yang mengatur saintifikasi, sertifikasi dokter, dan distribusi jamu yang lolos saintifikasi,” kata Menkes pada Seminar dan Pameran Saintifikasi Jamu di Kabupaten Kendal, Rabu (6/1/2010).

Menkes mengatakan, pemerintah akan mengajak para stakeholder, seperti GP Jamu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan akademisi, serta masyarakat dalam pengujian ilmiah jamu tersebut. “Nanti, dana penelitiannya ditanggung renteng antara pemerintah, pemkab, dan industri,” ujar Menkes. Lainnya

Masuk Angin dan Kerokan

Kebanyakan orang Eropa mengatasi gejala flu (common cold) seperti pegal linu, perut kembung, batuk-pilek, pusing, sakit kepala, demam, meriang, dll, dengan makan sup panas, minum obat flu yang bisa didapat di toko-toko obat, lalu tidur berbungkuskan selimut.

Mirip dengan itu, orang timur khususnya orang Jawa mengatasi kondisi seperti itu dengan menghirup teh hangat atau minum ‘wedang jahe’ hangat. Sementara badan dibalur dengan minyak telon, kayu putih atau minyak apa saja yang bisa menghangatkan tubuh. Yang paling sering dilakukan adalah dengan kerokan.

Begitu menyatunya kerokan dengan budaya Jawa, banyak orang Barat (bule) dari berbagai negara mempelajari teknik kerokan di sebuah padepokan yang disebut Lemah Putih, di daerah Mojosongo, Surakarta, Jawa Tengah. Memang tidak hanya di tempat ini mereka belajar. Di tempat lain seperti Yogyakarta, mereka juga menanyakan perihal terapi ini. Lainnya

Cerdas Memilih Obat Bebas

Anda perlu memastikan apakah obat bebas yang dikonsumsi benar-benar aman. Pasalnya, banyak juga obat bebas yang sebenarnya membutuhkan resep dokter, tetapi bisa dibeli secara bebas. Lalu, bagaimana memilih obat warung yang terbaik dan berkhasiat tanpa merusak diri?

Memang dosis obat yang dijual bebas terbilang aman. Namun, kita tetap perlu cermat memilih dan memerhatikan aturan pemakaiannya, apalagi pada dasarnya semua obat sama, bisa menjadi racun pada pemakaian berlebihan atau berkepanjangan.

1. Hanya untuk pertolongan pertama
Obat bebas yang dijual di warung sekalipun adalah obat legal. Malah kita dianjurkan agar selalu menyimpan obat bebas, seperti obat demam, flu, batuk, dan oralit, di kotak obat sebagai persediaan untuk pertolongan pertama. Namun, bila gejala sakit masih berlanjut hingga 2 hari, Anda harus segera berkonsultasi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Lainnya

Menggunakan Suplemen dengan Tepat

Suplemen telah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal, berikut ini adalah tipsnya:

baca selengkapnya…….

Membudaya, Gathak-menggathaki dalam Perdagangan Obat

Obat yang ada dipasaran dan beredar dapat dikategorikan dalam 4 himpunan/kelompok :

1. Obat Mistik

Obat tertua yang muncul pada waktu konsep penyakit dianggap sebagai roh jahat dari dunia mistik/supranatural. Ia masuk kedalam tubuh orang sebagai kutukan/cobaan. Untuk mengeluarkannya perlu tenaga linuwih pada dukun/orang pintar/paranormal. Dukun berpraktek dengan japu-japunya plus ramuan bahan alam yang dia anggap membantu mengusir penyakit (roh jahat) pada diri pasien.

2. Obat Tradisional

Kelompok ini muncul ketika penyakit dianggap berasal dari alam. Mulai ada sisi rasionalnya. Sebagai contoh Pak kromo waktu mencangkul di ladang diterpa angin kencang dan hujan deras, lalu ia jatuh sakit, panas, pegel, pusing dsb. Obatnya diambil dari sekitar dan diramu dari tanaman yang tetap utuh, walaupun diterpa angin dan hujan. Jadilah obat masuk angin atau obat mengeluarkan angin. Lainnya

Next Newer Entries